Poltesa.ac.id – Kelompok pengrajin Sari Indah Makmur di Desa Gapura, Kabupaten Sambas, kini punya peluang baru untuk meningkatkan nilai ekonomi buah nanas. Melalui sebuah program pelatihan inovatif, dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Sambas (Poltesa), para pengrajin diajarkan cara mengolah buah nanas menjadi ‘fruit leather’, sebuah produk olahan yang menarik dan bernilai jual tinggi, yang dilaksanakan di Lab Pengolahan Pangan Poltesa pada tanggal 12 Agustus 2025.
Tema PKM ini adalah “Peningkatan Nilai Tambah Buah Nanas melalui Pelatihan Pembuatan Fruit Leather pada Kelompok Pengrajin Sari Indah Makmur Desa Gapura Kabupaten Sambas”, Pelatihan ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi lokal, melalui PKM yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa Poltesa.
Adapun Tim PKM Poltesa ini terdiri dari :
1. Gusti Randy Pratama, S.T., M.Si. (Ketua),
2. Oktavia Nurmawaty Sigiro, S.Pd., M.Pd. (Anggota),
3. Junardi, S.P., M.Si. (Anggota),
4. Hamdi, S.P., M.P. (Anggota),
5. Satira (Anggota), Elda Ikmaza (Anggota), Luvi Astuti (Anggota)
Menurut Ketua Tim PKM Poltesa, Gusti Randy Pratama, latar belakang dari PKM ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah buah nanas, “melimpahnya panen nanas di wilayah Sambas, khususnya di Desa Gapura sering kali dijual dalam bentuk mentah dengan harga yang relatif rendah. Namun, dengan pengolahan menjadi fruit leather, produk ini tidak hanya memiliki nilai tambah, tetapi juga daya simpan yang lebih lama, dan nilai gizi yang tinggi”, ungkapnya.
Fruit leather sendiri merupakan lembaran tipis yang terbuat dari sari buah nanas yang dikeringkan. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang manis asam menjadikannya camilan yang disukai banyak orang. Selain itu, proses pembuatannya yang relatif sederhana dapat dengan mudah dikuasai oleh para pengrajin.
Sekretaris Desa Gapura, Dayu mengucapkan terimakasih atas program PKM ini, “kami dari Desa Gapura mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Poltesa, kami sangat bersyukur dengan adanya PKM ini. Selama ini, nanas hanya kami jual begitu saja. Dengan adanya pelatihan ini, kami jadi punya ide untuk mengolah nanas menjadi produk yang lebih menarik dan bisa dijual dengan harga yang lebih baik,” ujarnya.
Diharapkan, dengan kemampuan baru ini, Kelompok pengrajin Sari Indah Makmur dapat memproduksi fruit leather nanas secara massal dan menjadikannya produk unggulan Desa Gapura. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan para pengrajin, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas, baik di tingkat lokal maupun nasional.