Poltesa.ac.id – Tim DKM Dosen Program Studi (Prodi) Poltesa memberikan pelatihan transfer ilmu dalam diversifikasi pengolahan Talas dan Singkong menjadi aneka cemilan Kelompok Wanita Tani (KWT) Rose.Kreativitas ini dilakukan Poltesa, melihat setiap daerah memiliki produk pertanian unggulan, di mana hal ini dapat menumbuhkan unit usaha yang dilakukan masyarakat setempat.Namun, kendala yang dihadapi setelah dipanen, sifat produk segar pertanian tidak tahan lama, sehingga diperlukan peran agroindustri dalam pengolahannya.Ketua Tim PKM, Susilawati SP MMA menjelaskan, pembangunan agroindustri akan dapat meningkatkan produksi, harga hasil pertanian, pendapatan petani, serta menghasilkan nilai tambah hasil pertanian.Ia menjelaskan, nilai tambah hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara pengolahan ataupun pengawetan produk pertanian, menjadi produk olahan yang memiliki daya tahan produk yang lebih lama dan siap dikonsumsi.
Selain itu, katanya, hal ini juga didukung adanya inovatif dan kreatif, dari pelaku usahanya agar produk usaha yang diproduksi bisa diterima dan digemari konsumen.Menurutnya, adanya unit usaha ini akan membuka lapangan pekerjaan, sehingga mengurangi tingkat pengangguran, memberikan keterampilan dan inovasi produk pertanianHasilnya, jelas Susilawati, dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.“Unit usaha yang melakukan pengolahan produk pertanian ialah KWT Rose, yang beralamat di Dusun Tanjung Bakau RT:02/RW:01, Desa Tambatan, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas,” katanya.Sebelumnya, KWT Rose desa Tambatan didirikan pada tahun 2017. Dan masih tetap aktif sampai sekarang. “KWT Rose ini diketuai Ibu Endang dan memiliki 15 orang anggota,” ujarnya menjelaskan.
Ini Hasil Olahan Produksi KWT Rose
Produk olahan hasil pertanian sudah diproduksi KWT Rose diantaranya, keripik talas, keripik singkong, keripik pisang, pangsit, peyek, stik ulat sutra, dan kembang goyang.“Talas dan singkong merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di daerah tersebut. Sehingga bahan baku yang digunakan berasal dari tanaman hasil budidaya tanaman sendiri,” jelasnya. Namun, jika permintaan produk olahan banyak, maka bahan baku diperoleh dengan membeli bahan baku tersebut dari petani talas dan singkong yang ada di daerah tersebut. Produk keripik talas dan singkong, bebernya, dipasarkan secara offline dan online. “Pemasaran secara offline dipasarkan di rumah produksi atau dititipkan ke warung atau toko-toko,” jelasnya.Sedangkan pemasaran secara online, jelasnya, dilakukan dengan memposting di media sosial, yaitu Facebook dengan akun KWT Rose. “Selain media social, pemasaran juga dilakukan menggunakan WhatsApp Ibu Endang, dengan 081253798332,” ujarnya.Namun, jumlah produksi dan jenis produksi ini masih belum maksimal. Oleh karena itu, diperlukan diversifikasi produk olahan talas dan singkong.Tujuannya meningkatkan nilai tambah produk, kapasitas produksi, dan memperluas area pemasaran. “Diversifikasi produk olahan ini agar masyarakat tidak bosan mengkonsumsi talas dan singkong,” kata Susilawati.Ia menjelaskan, talas dan singkong yang di produksi bisa diolah menjadi tepung, puding, bolu/cake, brownies, cookies, donat, stik, pangsit, kerupuk, maupun dodol.sehingga perlu dilakukan PKM, dengan program penerapan Iptek bagi masyarakat. Kegiatan PKM ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tgl 5 September 2025 yang berlokasi di KWT Rose.
Berikut Tim PKM Prodi Agrobisnis Poltesa
Katua Susilawati SP MMA, anggota Dr Sri Mulyati SE ME, Ketti Andrayani MP, dan Heriadi AMd, serta melibatkan 4 mahasiswi. Diantaranya, Dara Vika, Ni’matun Maghfiroh, Elista, dan Sindy Aulia.Rangkaian PKM yaitu sosialisasi, pelatihan atau workshop, pendampingan, pembinaan, evaluasi dan monitoring mengenai diversifikasi produk olahan talas dan singkong, berupa cookies talas, stik singkong, dan stik tela (frozen food).Diversifikasi produk olahan dari talas dan singkong ini ditransfer pada KWT Rose. Berupa cemilan kekinian yang dapat dikonsumsi secara umum, dari laki-laki, wanita, dan balita hingga lanjut usia.Dalam kegiatan itu, peserta PKM juga aktif pada kegiatan proses produksi produk olahan yang disampaikan. Sehingga menjadi cemilan kekinian, yaitu cookies talas, stik singkong, dan stik tela (frozen food) hingga pengemasannya.Adanya pengolahan cemilan kekinian dari talas dan singkong dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk olahan yang di produksi. Sehingga konsumen tidak bosan mengkonsumsi talas dan singkong.“PKM yang didanai dari DIPA Poltesa Tahun Anggaran 2025, sangat mendukung melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperti mentransfer ilmu dalam diversifikasi produk olahan talas dan singkong pada mitra PKM KWT Rose,” tutupnya.
Penulis : Muhammad Ridho | Dapatkan Update Berita, Ikuti Google News
Sumber : https://sambastimes.com/dosen-poltesa-transfer-ilmu-olah-talas-dan-singkong-ke-kwt-rose/