Poltesa.ac.id – Konsorsium Kalimantan Barat (Kalbar) yang terdiri dari Politeknik Negeri Pontianak (Polnep), Politeknik Negeri Sambas (Poltesa), dan Politeknik Negeri Ketapang (Politap) gelar Dialog Publik dengan Tema “Membangun Ekosistem Inovasi yang Berkelanjutan di Kalimantan Barat melalui Kemitraan Pentahelix”, yang digelar di Hotel Mahkota Singkawang, 7 November 2024.
Kegiatan ini merupakan Program Fasilitasi Kemitraan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Tujuan kegiatan ini adalah penajaman inovasi berbasis potensi daerah di Kalbar yang melibatkan kemitraan Pentahelix sekaligus mengekspose hasil program pengembangan ekosistem kemitraan yang tertuang didalam policy paper yang telah diserahkan ke Pemerintah Provinsi Kalbar.
Hadir dalam kegiatan ini, Direktur Polnep, Direktur Poltesa, perwakilan dari Politap, Tim Fasilitasi Kemitraan Kalbar, mitra Pentahelix Konsorsium Kalbar, dan para narasumber dialog publik :
1. Eri Supriyandi, S.E., M.E. , Kabid. Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sambas
2. Ucok P. Hasugian, S.STP.,M.Si., Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah Kab. Bengkayang Kepala
3. Dedy Rustriandi, S.Sos., Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Singkawang
4. Ahmad Mubarak, S.STP, M.Si., Plt. Kepala Dinas, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas
5. Adrian Pratama, S.T., P.T. Borneo Alumina Indonesia (BAI)
Menurut Direktur Polnep, Widodo menjelaskan bahwa Pentahelix ini merupakan gabungan dari berbagai unsur, “Kemitraan Pentahelix ini adalah gabungan dari berbagai unsur, diantaranya adalah Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas, dan Media, melalui kemitraan ini kita ingin menciptakan Kalbar lebih baik”, jelasnya.
Lebih lanjut Widodo mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk membangun ekosistem inovasi di Kalbar, “kami dari akademisi kemarin sudah menyerahkan policy paper kepada Sekda Kalbar sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan inovasi di Kalbar, namun kami tidak dapat bekerja sendiri, kami tentu mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak, terutama dari mitra Pentahelix ini”, ungkapnya.
Direktur Poltesa, Yuliansyah menyampaikan bahwa Politeknik sangat dekat dengan industri, “sebenarnya Politeknik ini sangat dekat dan familiar dengan dunia usaha dan dunia industri, karakter Politeknik berbeda dengan perguruan tinggi lain, karena Politeknik merupakan Pendidikan Vokasi, yang dituntut untuk menghadirkan inovasi terapan yang bisa langsung diterapkan oleh masyarakat”, ujarnya.
Yuliansyah juga memaparkan beberapa inovasi yang sudah dilakukan Poltesa, “Poltesa telah melakukan beberapa inovasi yang berasal dari produk kearifan lokal, seperti inovasi dan pengembangan produk Kopi Liberika dan Bubur Pedas, yang merupakan produk hasil penelitian dosen dan mahasiswa di Poltesa, sehingga saat ini Kopi Liberika dengan nama produk Liber.co, dan Bubur Pedas dengan nama produk Super Burdas Instan dapat dinikmati oleh masyarakat dan juga dapat dijadikan oleh-oleh khas Sambas”, ungkapnya.
Yuliansyah berharap pihak yang sudah tergabung dalam kemitraan ini dapat terus saling berkomunikasi, “banyak sekali hal yang dapat kita sinkronkan, untuk itu kita harus tetap menjalin komunikasi, dan saling memberi masukan untuk membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan di Kalbar ini menjadi lebih baik”, harapnya.